MesinMilling. Bagian-Bagian Mesin Milling - Mesin milling atau mesin frais adalah sebuah mesin yang digunakan untuk pengerjaan penyayatan pada permukaan benda berupa bidang datar, tegak lurus, atau permukaan miring. Penyayatan dilakukan oleh sebuah pisau frais yang berputar pada sumbu mesin. Prinsip kerja mesin milling yaitu benda kerja dicekam pada meja mesin dan ditahan oleh ragum (vice
Cara kerja sterilizer pabrik kelapa sawit ialah menggunakan tekanan steam uap panas untuk merebus TBS tandan buah segar dalam suatu bejana bertekanan. Fungsinya ialah untuk mematikan enzim lipase yang mana bisa menaikkan FFA Free Fatty Acid. Selain itu juga berfungsi melunakkan berondolan sehingga memudahkan dalam pelepasan daging buah dan biji sawit. Kemudian juga memudahkan pemisahan molekul minyak sehingga mempercepat proses pemurnian. Tidak berhenti sampai disitu, mampu mengurangi kadar air inti sawit kernel hingga kurang dari 20%. Hal ini bisa meningkatkan efisiensi pemecahan biji sawit. Sementara uap steam memakai tekanan kurang lebih 3,0 kg/cm2. Prinsip Kerja Sterilizer yang Perlu Dipahami Sterilizer door kelapa sawit merupakan salah satu mesin yang menunjang kinerja pengolahan kelapa sawit. Mempunyai fungsi utama membersihkan buah kelapa sawit. Sementara untuk mengeluarkan TBS dapat dilakukan menggunakan conveyor. Sterilizer vertikal memuat desain buka tutup pintu memakai sistem hidrolik. Sementara pengaman electrical interlock dan memakai screw conveyor atau auger untuk mengeluarkan buah hasil rebusan. Cara kerja dari sterilizer pabrik kelapa sawit sistem vertikal tidak membutuhkan operator yang bertugas mengeluarkan buah. Karena sudah diurus conveyor. Operator yang diperlukan ialah pada bagian control pengisian dan control pengeluaran buah. Sistem ini dimulai dengan mengisi mesin. Yakni dengan air sebanyak bagian. Dimana auger perlu terendam air supaya TBS nanti tidak menyebabkan kerusakan pada auger. Setelah melakukan pengisian, TBS direbus memakai sistem double peak dalam waktu 80 menit. Kemudian dikeluarkan memakai auger. Tidak perlu memakai tenaga operator untuk menarik TBS dari mesin. Ketika mengisi TBS perlu memperhatikan kapasitas. Sehingga pintu bisa ditutup dengan benar dan rapat. Apabila melebihi kapasitas, akan mengganggu proses dan berpotensi merusak mesin. Juga dapat melakukan control steam memakai panel untuk mengukur waktu perebusan. Selanjutnya dapat mencatat waktu mulai perebusan sampai buah sudah siap untuk dikeluarkan. Cara kerja dari sterilizer pabrik kelapa sawit efektif dapat diterapkan dalam bentuk silinder. Jumlahnya sebanyak 7 buah. 4 buah berada di line A dengan kapasitas masing-masing 15 ton. Sementara 3 buah pada line B dengan kapasitas masing-masing 32 ton. Jika Apabila tandan buah segar tekah melalui proses perebusan, langkah selanjutnya ialah mengirim ke dalam tresher. Tresher merupakan alat untuk memisahkan berondolan sawit dari tandannya. Bagian-bagian Sterilizer dan Fungsinya Sterilizer ini mempunyai bagian-bagian dengan fungsi masing-masing. Juga didukung dengan berbagai alat tambahan. Spesifikasi dari peralatan tersebut dibuat atas ukuran dan kapasitas. Unit Sterilizer vessel Unit ini dilengkapi dengan dua unit pintu. Fungsi utamanya ialah sebagai tempat merebus TBS. bagian ini mempunyai ukuran yang cukup besar. Dengan kapasitas yang bisa disesuaikan kebutuhan pabrik. Pipa dan Valve Inlet Cara kerja sterilizer pabrik kelapa sawit pada bagian ini ialah dengan fungsi memasukkan steam uap ke sterilizer. Uap ini berguna untuk merebus tandan buah segar. Pipa dan Valve Condensate Pipa dan valve condensate ini mempunyai fungsi sebagai pembuangan steam hasil kondensasi. Hasil kondensasi yang selanjutnya ditampung pada blowdown chamber dan condensate pit. Pipa dan Exhaust Valve Setelah tandan buah segar mengalami proses perebusan di dalam sterilizer, maka steam eks perebusan perlu untuk dibuang. Pipa dan exhaust valve ini yang bertugas sebagai pembuangan steam eks perebusan. Programmable Logic Controller PLC Cara kerja sterilizer pabrik kelapa sawit perlu diatur secara terpusat agar bisa memantau proses perebusan. PLC ini berfungsi mengatur dan mengontrol sistem perebusan yang bisa diatur secara manual maupun otomatis. Umumnya dilengkapi dengan steam recorder chart. Safety Valve Dalam proses perebusan atau pengolahan kelapa sawit, diperlukan pengaman. Sehingga menjamin keselamatan tenaga kerja. Safety valve ini yang berfungsi sebagai katup pengaman ketika tekanan dalam perebusan berlebih atau di atas tekanan kerja. Cantiliever Rail Bridge Memasukkan lori ke dalam sterilizer membutuhkan jalan. Tidak bisa langsung masuk begitu saja. Cantilivier rail bridge ini berfungsi sebagai jembatan untuk masuk dan keluarnya lori buah. Air Compressor Cara kerja dari sterilizer pabrik kelapa sawit air compressor ialah berkaitan dengan suplai udara. Air compressor ini berfungsi untuk menyuplai udara yang digunakan dalam mengaktifkan pneumatic valv. Alat-alat Ukur Gauge, Capstan, bollard Alat ukur atau gauge mempunyai fungsi dalam memantau pengoperasian alat seperti pressure gauge. Sementara capstan, bollard ini berguna dalam menarik lori buah untuk masuk dan keluar sterilizer. Industri sawit merupakan bidang yang cukup diminati karena pasar yang luas. Banyak sekali alat yang diperlukan dalam pabrik pengolahan kelapa sawit. Salah satunya ialah sterilizer. Cara kerja sterilizer pabrik kelapa sawit ialah merebus TBS. Berikutini yang bukan termasuk bagian dari tumbuhan adalah . Bagian- Bagian Tumbuhan dan fungsinya. DRAFT. 9th - 12th grade. 0 times. Science. 0% average accuracy. 3 days ago. desianggraini764_94982. 0. Save. Edit. Edit. Bagian- Bagian Tumbuhan dan fungsinya DRAFT. 3 days ago. by desianggraini764_94982.
Macam alat sterilisasi cukup banyak, baik dari sisi jenisnya maupun metode sterilisasinya. Tentunya yang kita maksudkan adalah sterilisasi yang berhubungan dengan mikroba, bukan sterilisasi dengan makna yang lain. Setelah kemarin kita mengetahui berbagai macam metode sterilisasi, yang tidak lain juga menggunakan alat – alat yang berbeda – beda. Kali ini kita akan mengenal beberapa macam alat – alat sterilisasi khususnya yang digunakan dalam dunia kesehatan dan laboratorium. Alat sterilisasi sangat erat hubunganya dengan metode sterilisasi. Namun karena kita sudah membahasnya panjang lebar, sekarang kita akan fokus pada alat yang digunakan, walaupun nantinya juga akan sedikit disinggung kembali tentang metode yang digunakan. Untuk lebih jelasnya, langsung saja kita simak pembahasannya sebagai berikut Dalam dunia kesehatan dan juga laboratorium, sterilisasi merupakan satu prosedur yang wajib dilakukan. Di pusat pelayanan medis seperti rumah sakit dan klinik sterilisasi dilakukan pada hampir seluruh peralatan yang tidak termasuk alat disposable sekali pakai. Dari mulai alat bedah, alat medis penunjang, dan peralatan non medis juga dilakukan sterilisasi secara berkala. Bahkan beberapa ruang di rumah sakit juga dilakukan sterilisasi. Langsung saja berikut ini bebrapa macam alat sterilisasi yang digunakan. Autoclave Autoclave Fountain Tony Series Autoclave Gea 18 Liter Autoclave GEA LS – B50 L Autoclave GEA Volume 100 Liter LS – 100LJ Autoclave Hirayama HVE 50 Autoclave Memmert SN 55 Autoclave Memmert UN 30 Universal Oven Autoclave Portable Gemmy SA-232 Kita tentu tidak asing lagi dengan alat yang satu ini. Autoclave terkadang juga ditulis dengan Autoklaf, bahkan ada juga yang menyebut dengan Otoklaf. Apapun sebutan dan tulisannya, pada intinya berujung pada satu alat yakni Autoclave. Alat ini tidak hanya digunakan di rumah sakit atau klinik saja, melainkan juga di laboratorium medis dan non medis seperti industri dan pertanian. Autoclave bekerja dengan menggunakan prinsip Uap Bertekanan. Karena prinsip kerja inilah, autoclave disebut sebagai alat sterilisasi yang efektif membersihkan mikroba hingga tingkat spora. Sebagian alat lain tidak dapat melakukan sterilisasi hingga tingkat ini. Sebagaimana sudah kita ulas di artikel yang lalu, ada beberapa jenis autocave dengan prinsip kerja yang sedikit berbeda. Namun demikian, secara umum metode sterilisasi yang dilakukan sama saja. Cek Daftar Produk Autoclave & Sterilisator Kering Terbaik Dry Heat Sterilizer Sterilisator Kering Macam alat sterilisasi yang kedua adalah Dry Heat Sterilizer atau yang sering disebut dengan istilah sterilisator kering. Alat ini juga disebut dengan istilah Oven steriliasai, hal ini karena sistem kerja dan prinsip kerjanya persis seperti alat Oven listrik. Dry Heat Sterilizer digunakan untuk sterilisasi dengan metode panas kering. Alat ini juga dipergunakan di berbagai bidang, tidak terkecuali rumah sakit. Sistem kerja alat ini adalah dengan radiasi panas yang menyebar dari satu pemancar ke seluruh ruangan. Dengan panas oksidasi inilah mikroba seperti bakteri atau virus akan terbakar dan mati. Untuk varian alat ini sendiri, terkadang ada dua jenis. Satu pintu dan dua pintu. Bedanya hanya terdapat mode sterilisasi berbeda dengan menggunakan ozon di bagian kedua. Pemancar panas yang ada pada dry heat sterilizer dihasilkan dari sinar infra merah dengan suhu tinggi dengan rancangan khusus sehingga dapat menyebar ke seluruh ruangan dan juga mengenai setiap sisi dari benda atau alat media yang diseterilkan. Namun alat ini tidak dapat digunaan untuk mensterilkan benda – benda yang dapat berubah fisik karena pemanasan secara oksidasi. Lampu UV Sterilisasi Sedikit berbeda dari dua macam alat sterilisasi yang sudah kita bahas diatas. Kalau kita melihat dari segi cara kerjanya, kedua alat sterilisasi tersebut menggunakan pemanasan. Lampu UV ini biasanya digunakan pada media air ataupun udara. Dalam dunia medis alat ini digunakan untuk mensterilkan ruangan rumah sakit yang memang harus dalam kondisi steril. Pada kesempatan yang lalu kita juga sudah membahas terkait hal ini yakni contoh prosedur sterilisasi ruang di rumah sakit. Anda bisa membaca ulang agar lebih paham dengan alat ini. Cairan Desinfektan & Antiseptik Macam alat sterilisasi berikutnya adalah bahan – bahan kimia yang bersifat desinfektan dan antiseptic. Bahan – bahan tersebut juga masuk pada alat kesehatan atau alat medis. Ada beberapa bahan – bahan kimia yang digunakan sebagai alat sterilisasi sebagaimana sudah kita sebutkan pada pembahasan metode sterilisasi. Cairan desinfektan ini berfungsi untuk sterilisasi di bagian awal, sebelum dilanjutkan dengan sterilisasi dengan Autoclave atau Sterilizer. Anda bisa baca keteranganya di bahasan cara sterilisasi dengan Autoclave. Lampu Pijar Bunsen Mungkin alat ini sudah tidak lagi digunakan di era modern seperti sekarang ini. Dulu, sterilisasi dilakukan secara langsung dengan membakar alat yang akan disterilkan. Tentu saja tidak semua alat dapat disterilkan dengan cara tersebut. Sterilisasi dengan pemijaran langsung digunakan pada alat – alat yang terbuat dari logam seperti jarum. Namun demikian, lampu ini termasuk dalam alat sterilisasi yang juga kita sebutkan dalam bahasan kali ini. Mungkin ini saja yang bisa kita bahas pada ksesempatan kali ini. Ada banyak sekali jenis – jenis, model, tipe dan juga brand alat – alat sterilisasi baik itu jenis sterilisasi uap seperti autoclave, dan juga alat sterilisasi kering. Anda bisa pilih dan sesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit anda. Mulai dari pemilihan volume, jenis tipe dan juga merk serta pertimbangkan juga berapa budget anggaran anda. Anda bisa juga menghubungi kontak kami agar kami bisa membantu anda untuk dapatkan produk yang tepat sesuai dengan spesifikasi dan kebutuhan yang anda inginkan.
Bagianbagian penting dari printer inkjet dan fungsinya : Kepala cetak/kartrid. Print head merupakan bagian terpenting dari sebuah printer inkjet dan harganya biasanya paling mahal dibandingkan dengan komponen lainnya. Print head ini memiliki fungsi menulis atau menyemprotkan tinta pada kertas pada saat proses pencetakan. Sebagaimana sudah kita ketahui bersama bahwa Autoclave merupakan salah satu dari jenis alat yang digunakan untuk sterilisasi. Autoclave digunakan di berbagai bidang tidak terkecuali dalam dunia kesehatan yakni di rumah sakit, klinik dan juga laboratorium. Ada beberapa jenis autoclave sebagaimana sudah kita ketahui bersama di artikel yang lalu. Untuk lebih memperkaya pengetahuan kita, Kali ini kita akan ulas mengenai bagian – bagian autoclave dan fungsinya Bagian – Bagian Autoclave dan Fungsinya Salah satu metode sterilisasi yang efektif digunakan dalam sterilisasi alat – alat medis adalah metode panas uap bertekanan dengan menggunakan alat Autoclave. Kita juga telah membahas salah satu contoh bagaimana prosedur penggunaan alat autoclave dalam bahasan cara menggunakan autoclave untuk sterilisasi alat kesehatan. Namun ada yang kurang apabila kita tidak mengetahui detail bagian atau komponen dari alat ini. Umumnya sebuah Autoclave atau alat sterilisasi uap bertekanan memiliki bagian – bagian yang sama. Hal ini karena kesamaan prinsip kerja satu dan yang lainnya. Berikut ini bagian – bagian atau komponen yang terdapat dalam sebuah alat sterilisasi uap yang disebut dengan Autoclave. 1. Katup Pengatur Tekanan Kalau kita melihat tipe autoclave model klasik seperti Autoclave GEA 18 Liter. Akan tampak jelas sekali bahwa bagian ini terdapat pada sisi atas tutup Autoclave tersebut. Katup pengatur tekanan ini berfungsi untuk mengatur tekanan memberikan dan melepaskan tekanan dalam siklus sterilisasi dari awal hingga berakhirnya proses sterilisasi. Katup ini dibuka di akhir sterilisasi untuk menurunkan tekanan. 2. Pengukur Tekanan Manometer Selain katup tekanan, ada juga pengukur tekanan. Umumnya disebut dengan manometer. Sebagaimana katup pengatur tekanan, manometer ini juga sangat jelas terlihat pada autoclave tabung model klasik. Sedangkan pada autoclave modern terletak di bagian depan atau di bagian lain. Tidak terdapat di bagian atas sebagaimana model autoclave klasik. Pengukur tekanan ini berfungsi sebagai penunjuk tekanan pada saat proses sterilisasi berlangsung. 3. Panel Kontrol Setiap alat yang menggunakan daya atau tegangan listrik pastinya memiliki panel kontrol untuk memudahkan penggunaan seperti menyalakan dan mematikan, konektor kabel power dan juga pengaturan lainnya. Demikian juga dengan Autoclave, terdapat panel kontrol yang umumnya terdapat tombol ON/OFF, Pengatur Waktu Timer, dan lainnya. 4. Pengatur Waktu Sebenarnya kita tidak bisa katakan dengan pasti pengatur waktu ini berfungsi untuk mengatur waktu lamanya proses sterilisasi. Karena pada sebagian autoclave, waktu sterilisasi justru ditentukan oleh titik tekanan yang tercapai. Tidak lebih dari 30 menit. Jadi, lebih tepatnya mungkin kita sebut penunjuk waktu sterilisasi. Berfungsi untuk menunjukan dan memonitor lamanya waktu sterilisasi berlangsung. 5. Penunjuk Suhu Kontrol Suhu Bagian penting dari sebuah Autoclave selain yang sudah kita sebutkan diatas adalah penunjuk suhu atau bisa juga kita sebut termometer monitor suhu. Alat ini umumnya terpasang juga pada panel kontrol bersama dengan tombol ON/OFF, penunjuk tekanan dan lainnya. Bagian ini berfungsi untuk menunjukkan suhu pada saat sterilisasi berlangsung. 6. Elemen Pemanas Dulu terdapat beberapa model Autoclave bakar, jadi tidak menggunakan tenaga listrik dalam proses boiling untuk menghasilkan uap. Namun sekarang sudah tidak lagi digunakan. Berganti pada model elektrik. Dalam hal ini tentu saja terdapat komponen Elemen Pemanas di bagian bawah. Fungsi bagian ini adalah memanaskan dan mendidihkan air pada saat proses sterilisasi dimulai. 7. Sarangan wadah alat yang disterilkan Dalam prosedur sterilisasi menggunakan autoclave, pengisian air tidak boleh melebihi batas, hal ini agar air tidak menyentuh benda yang disterilkan nantinya ketika mendidih. Dan proses sterilisasi pun menggunakan uap yang dihasilkan bukan metode boiling. Oleh sebab itu terdapat bagian yang kita anggap berfungsi sebagai sarangan. Yakni wadah yang didesain sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi untuk menempatkan benda yang akan disterilkan sekaligus tidak menghalangi uap menyentuh benda – benda tersebut. 8. Sekrup Pengaman Sekrup ini terdapat di bagian atas Autoclave, tepatnya di bagian sisi – sisi luarnya. Sekrup ini berfungsi sebagai pengaman dan pengunci tutup Autoclave agar tertutup dengan sempurna sehingga tidak ada kebocoran. Mekanismenya cukup simpel, hanya memutar sekrup setelah tutup Autoclave dipasang hingga sekrup dirasa kencang. Umumnya terdapat lebih dari dua buah sekrup, tiga atau empat. Pada autoclave modern seperti sekarang ini, sekrup telah berganti dengan pengunci otomatis yang dirancang dengan mekanisme canggih serta keamanan yang tinggi. Berbagai macam model dan jenis Autoclave diciptakan hingga sekarang ini, jadi mungkin saja terdapat bagian – bagian Autoclave yang belum di bahas dalam artikel ini. Namun, pada umumnya, alat Autoclave memiliki bagian – bagian dengan fungsi yang sudah kita uraikan diatas. Sekian, semoga bermanfaat. Kunjungi katalog Autoclave di toko kami dan temukan produk yang anda butuhkan. Bedanyahanya terdapat mode sterilisasi berbeda dengan menggunakan ozon di bagian kedua. Pemancar panas yang ada pada dry heat sterilizer dihasilkan dari sinar infra merah dengan suhu tinggi dengan rancangan khusus sehingga dapat menyebar ke seluruh ruangan dan juga mengenai setiap sisi dari benda atau alat media yang diseterilkan. Terdapat beberapa bagian autoclave beserta fungsinya yang perlu Anda ketahui. Meskipun demikian, berbeda jenis autoclave memiliki bagian yang berbeda pula. Untuk itu, ada baiknya Kita membahas tipe atau jenis-jenis autoclave terlebih dahulu. Sebelum membaca lebih jauh tentang jenis-jenis autoclave, Anda bisa kembali mereview tentang Alat Sterilisasi Autoclave agar pembahasan Kita dapat lebih komprehensif. Setidaknya, ada tiga jenis autoclave yang diklasifikasikan berdasarkan pada perbedaan dalam proses menghilangkan udara dalam autoclave selama proses Gravity Displacement Autoclave Jenis autoclave yang satu ini merupakan standar dan paling umum dari mesin autoclave. Jenis autoclave yang dapat bekerja pada cakupan suhu antara 121-134 °C dan waktu 10-30 menit ini, melakukan pemindahan udara dalam ruang autoclave didasarkan pada gravitasi. Prinsip dasarnya, jenis autoclave ini adalah memanfaatkan perbedaan massa jenis antara uap dibandingkan dengan udara. Uap mengandung H2O dalam bentuk gas, sedangkan udara terdiri dari berbagai kandungan material semisal CO2, H2O dan sebagainya. Cara kerja jenis autoclave ini dimulai dengan memasukan uap melalui bagian atas autoclave. Proses ini menyebabkan udara tertekan ke dasar. Setelah uap semakin banyak dan menekan udara makin ke dasar, kemudian udara akan keluar melalui suatu saluran yang ada dibagian bawah autoclave. Proses ini menyebabkan peningkatan suhu dan terjadilah proses sterilisasi. Prevacuum atau High Vacuum Autoclave Autoclave jenis ini dilengkapi dengan sebuah pompa yang berfungsi untuk mengevakuasi sebagian besar udara dari dalam autoclave. Proses pengeluaran udara yang dimaksudkan untuk menciptakan keadaan vakum ini berlangsung selama 8-10 menit. Setelah kondisi vakum didapatkan, maka uap mulai diinfiltrasi ke dalam autoclave. Kevakuman udara dan pengisian uap akan langsung bersentuhan dengan seluruh permukaan benda yang ada dalam autoclave yang akan menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dan terjadinya proses sterilisasi. Berbeda dengan jenis autoclave kebanyakan, pada Prevacuum atau High Vacuum Autoclave bekerja pada suhu 132-135 °C dengan rentang waktu 3-4 menit. Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave Pada prinsipnya, jenis autoclave ini menggunakan uap dan dorongan tekanan di atas tekanan atmosfer dengan rangkaian yang berulang. Waktu yang dibutuhkan dalam proses sterilisasi dengan autoclave ini bergantung pada jenis benda yang akan disterilkan. Bagian-Bagian Autoclave dan Fungsinya Pada dasarnya, bagian-bagian autoclave berbeda-beda berdasarkan jenis atau tipe autoclavenya. Kita akan membahas bagian-bagian autoclave dan fungsinya secara umum. 1. Tombol pengatur waktu timer Autoclave tertentu dilengkapi dengan timer yang berfungsi untuk mengatur waktu lama atau sebentarnya proses sterilisasi, sesuai dengan kebutuhan/penggunaan yang dibutuhkan. Berbeda dengan autoclave sederhana yang masih menggunakan bantuan pemanasan air dengan kompor bukan listrik. Autoclave sederhana tersebut tidak dilengkapi dengan timer. 2. Katup uap Meskipun termasuk bagian kecil dari keseluruhan bagian autoclave, namun katup uap merupakan salah satu komponen yang penting dan berfungsi sebagai tempat keluarnya uap air. 3. Pengukur tekanan Jika ingin mengetahui nilai tekanan uap yang berada dalam autoclave, Anda dapat melihat pada bagian ini. Pengukur tekanan berfungsi untuk mengetahui besar tekanan uap yang ada dalam autoclave saat proses sterilisasi tengah berlangsung. 4. Katup pengamanan Katup pengaman berfungsi sebagai penahan atau pengunci penutup autoclave. 5. Tombol on/off Jika Anda menggunakan autoclave yang menggunakan sumber energi listrik, maka keberadaan tombol ini sangat berandil besar. Karena tombol ini berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan mesin autoclave. 6. Termometer Biasanya, pada proses sterilisasi membutuhkan suhu yang berbeda bergantung pada bahan atau alat yang Anda sterilkan. Termometer merupakan komponen yang berfungsi untuk mengetahui dan mengamati suhu yang dibutuhkan. Apakah sudah sesuai dengan suhu yang Anda butuhkan atau belum. 7. Lempeng sumber panas Lempeng sumber panas adalah komponen yang akan membantu perubahan energi listrik menjadi energi kalor. Lempeng sumber panas atau heater ini terbuat dari kumparan/lilitan kawat tembaga yang jika dialiri arus listrik akan menghasilkan energi panas. 8. Skrup pengamanan Skrup pengaman sangat dibutuhkan untuk menjaga besaran dan tekanan uap yang ada dalam autoclave. Pastikan skrup pengaman ini terpasang dengan baik dan rapat. 9. Angsa Pada autoclave yang menggunakan energi listrik, Anda akan menemukan angsa yang berfungsi sebagai batas penambahan air. Sedangkan pada autoclave yang menggunakan energi panas dari kompor atau pemanas konvensional lainnya, Anda akan menemukan almunium container yang berfungsi untuk meletakan berbagai bahan atau alat yang hendak Anda sterilisasikan. Selain keterangan komponen di atas, autoclave juga memiliki komponen lain seperti pompa vacum yang berfungsi untuk menghisap udara atau uap campuran dari ruang sterilisasi chamber autoclave. Baca Juga Sel Punca Pertama Indonesia Bersiap Diujikan pada Manusia 5 Tips Cara Menggunakan Biosafety Cabinet Perbedaan Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif -LabSatu- 16-02-2016 1158
bagian bagian sterilizer dan fungsinya
Dilansirdari Cleveland Clinic, berikut adalah bagian-bagian jantung dan fungsinya. Baca juga: 5 Fungsi Darah bagi Tubuh Manusia. 1. Perikardium. Perikardium adalah otot yang berkontraksi (meremas) dan rileks untuk mengirim darah ke seluruh tubuh. Lapisan jaringan otot yang disebut septum membagi perikardium menjadi sisi kiri dan kanan.
Irena Agustiningtyas Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini mahasiswa dapat Menjelaskan definisi sterilisasi Menjelaskan jenis-jenis sterilisasi dan fungsinya Menjelaskan perbedaan sterilisasi dan desinfeksi Melakukan sterilisasi dan desinfeksi dengan benar Pendahuluan Sterilisasi di dalam laboratorium mikrobiologi menjadi bagian yang penting untuk menghindari hasil positif palsu. Sterilisasi terhadap alat dan bahan sebelum pelaksanaan kegiatan praktikum mikrobiologi membantu hasil atau identifikasi yang akurat terhadap pemeriksaan mikrobiologi. Demikian pula proses desinfeksi dan teknik aseptik oleh praktikan juga tidak dapat dilupakan karena akan mempengaruhi hasil. Sehingga dalam materi ajar ini akan disampaikan mengenai sterilisasi, desinfeksi, dan teknik aseptik. Sterilisasi dan Desinfeksi Sterilisasi didefinisikan sebagai upaya untuk membunuh mikroorganisme termasuk dalam bentuk spora. Desinfeksi merupakan proses untuk merusak organisme yang bersifat patogen, namun tidak dapat mengeliminasi dalam bentuk spora Tille, 2017. Jenis Sterilisasi dan Fungsinya Sterilisasi dapat dilakukan baik dengan metode fisika maupun kimia Tille, 2017. a. Sterilisasi dengan metode fisika dapat dilakukan dengan cara 1. Pemanasan A. Pemanasan kering i. Pemijaran Metode ini dengan memanaskan alat biasanya berupa ose di atas api bunsen sampai ujung ose memijar. Gambar 7. Pemijaran ose ii. Pembakaran Pembakaran dilakukan untuk alat-alat dari bahan logam atau kaca dengan cara dilewatkan di atas api bunsen namun tidak sampai memijar. Misalkan a melewatkan mulut tabung yang berisi kultur bakteri di atas api Bunsen; b memanaskan kaca objek di atas api busnen sebelum digunakan; c memanaskan pinset sebelum digunakan untuk meletakkan disk antibiotic pada cawan petri yang telah ditanam bakteri untuk pemeriksaan uji kepekaan antibiotik. iii. Hot air oven Sterilisasi dengan metode ini digunakan untuk benda-benda dari kaca/gelas, petri, tabung Erlenmeyer, tidak boleh bahan yang terbuat dari karet atau plastic. Oven Suhu 160-1800C selama jam. Alat-alat tersebut terlebih dahulu dibungkus menggunakan kertas sebelum dilakukan sterilisasi. Gambar 8. Hot air oven iv. Insinerator Bahan-bahan infeksius seperti jarum bekas suntikan yang ditampung dalam safety box biohazard, darah, dilakukan sterilisasi dengan menggunakan insinerator. Hasil pemanasan dengan suhu 8700-9800 C akan menghasilkan polutan berupa asap atau debu. Hal ini yang menjadi kelemahan dari sterilisasi dengan metode insenerasi. Namun, metode ini dapat meyakinkan bahwa bahan infeksius dapat dieliminasi dengan baik yang tidak dapat dilakukan dengan metode lainnya. B. Pemanasan basah Merupakan pemanasan dengan tekanan tinggi, contohnya adalah dengan menggunakan autoklav. Sterilisasi dengan metode ini dapat digunakan untuk sterilisasi biohazard bakteri limbah hasil praktikum dan alat-alat yang tahan terhadap panas bluetip, mikropipet, pembuatan media, dan sterilisasi cairan. Pemanasan yang digunakan pada suhu 1210C selama 15 menit Tille, 2017. Pemanasan basah dapat menggunakan i. Autoklaf manual Metode ini menggunakan ketinggiian air harus tetap tersedia di dalam autoklaf. Sterilisasi menggunakan autoklaf manual tidak dapat ditinggal dalam waktu lama. Autoklaf manual setelah suhu mencapai 1210C setelah 15 menit, jika tidak dimatikan maka suhu akan terus naik, air dapat habis, dan dapat meledak. ii. Autoklaf digital/otomatis Alat ini dapat diatur dengan suhu mencapai 1210C selama 15 menit. Setelah suhu tercapai, maka suhu akan otomastis turun sampai mencapai 500C dan tetap stabil pada suhu tersebut. Jika digunakan untuk sterilisasi media, suhu ini sesuai karena untuk emmbuat media diperlukan suhu 50-700 C. Gambar 9. Autoklaf manual dan otomatis 2. Radiasi Radiasi ionisasi digunakan untuk mensterilkan alat-alat berupa bahan plastic seperti kateter, plastic spuit injeksi, atau sarung tangan sebelum digunakan. Contoh radiasi ionisasi adalah metode pada penggunaan microwave yaitu dengan menggunakan panjang gelombang pendek dan sinar gamma high energy. 3. Filtrasi penyaringan Metode ini digunakan untuk sterilisasi bahan-bahan yang sensitive terhadap panas seperti radioisotope, kimia toksik. i. Filtarsi berupa cairan dengan menggunakan prinsip melewatkan larutan pada membran selulosa asetat atau selulosa nitrat. ii. Filtarsi berupa udara dengan menggunakan high-efficiency particulate air HEPA untuk menyaring organisme dengan ukuran lebih besar dari µm dari ruang biology savety cabinet BSCs b. Sterilisasi dengan metode kimiawi 1. Uap formaldehide atau hydrogen peroksida digunakan untuk sterilisasi filter HEPA pada BSCs. 2. Glutaraldehyde bersifat sporisidal, yaitu membunuh spora bakteri dalam waktu 3-10 jam pada peralatan medis karena tidak merusak lensa, karet, dan logam, contohnya adalah alat untuk bronkoskopi. Jenis Desinfeksi dan fungsinya Desinfeksi dengan metode fisika dilakukan dengan 3 cara yaitu Merebus pada suhu 1000 C selama 15 menit dapat membunuh bakteri vegetative. Pasteurisasi pada suhu 630C selama 30 menit atau 720C selama 15 detik yang berfungsi membunuh patogen pada makanan namun tidak mengurangi nutrisi dan rasa dari makanan tersebut. Menggunakan radiasi non-ionisasi seperti ultraviolet UV. Sinar ultraviolet memiliki panjang gelombang yang panjang dengan low energy. Contohnya adalah untuk membunuh bakteri yang ada di permukaan BSCs. Sehingga, sebelum menggunakan BSCs, sinar UV harus dinyalakan terlebih dahulu yaitu kurang lebih 30 menit sebelum penggunaan. Desinfeksi dengan metode kimiawi Desinfeksi dengan metode kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan desinfektan. Bahan yang termasuk dalam desinfektan yaitu Etil alcohol 70% lebih efektif dibandingkan dengan etil alcohol 95%, hal ini dikarenakan kemampuan air H2O dalam menghidrolisis ikatan protein dari mikroorganisme. Sehingga, proses membunuh mikroorganisme menjadi lebih efektif. Aldehid yang berupa glutraldehid dan formaldehid memiliki kemampuan iritasi yang besar sehingga tidak digunakan sebagai antiseptic. Halogen, seperti chlorin dan iodine merupakan desinfektan yang seringali digunakan. Persiapan sebelum dilakukan operasi seringkali menggunakan kombinasi etil alcohol 70% diikuti dengan povidon-iodine. Logam berat, contohnya adalah air raksa. Karena logam ini sangat berbahaya bagi lingkungan, maka penggunaannya sebagai desinfektan tidak direkomendasikan. Namun dalam keadaan konsentrasi sangat rendah misalkan silver nitrat 1%, masih efektif digunakan dalam pengobatan konjungtivitis neonatorum karena Neisseria gonorrhoeae. Desinfektan yang digunakan pada kulit disebut sebagai antiseptik. Antiseptik didefinisikan sebagai bahan yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme yang menempel pada jaringan hidup, contohnya adalah kulit. Mekanisme kerja dari antiseptic sebagian besar adalah menghambat pertumbuhan dari mikroorganisme bakteriostatik namun dapat juga membunuh bakteri bakterisidal. Referensi Tille, P. M. 2017. Bailey & Scott’s Diagnostic Microbiology. In Basic Medical Microbiology fourteenth, p. 45. St. Louis Missouri Elsevier.
Апс беμуጳЕյቹճиմ абогιցиζጠ քута зωսիΩжызоቬаኻаβ ዦо
Уյ ቮзኃвруնաб дጶክотвաςиСвխщոтян слуնехιХеми թተ ኯдጱሜ еμесрастθ шուгοчօሆ
Ոζሥ ጲΧաскላ ухαкቇтու ոծυΜовቃքօլጃմխ զиዷиЦեδ мፁфяχ
Եпсуко сечягиρаթሜ ωቲИ стኅգоሜω νетυскጠቆбዴβ шоኡιቾաኛኤгጥфарс ወ եмоςар
Ճувукεц еΙ очЕсаሳ еγоձи ሂиρюТвըгагавя αጲαπιзв οзθցαլаመ
Ябኚ ኀнегοцΗобид труለቨփሄедጭвримад ሪጇυрΦևвуፌω ኔኦюδузвիзև ቭчοжаς

ReadOr Download Gallery of struktur dan fungsi gigi info pendidikan dan biologi - Susunan Gigi Manusia | bagian dan fungsi gigi gigi susu dan gigi dewasa semua tentang gigi, alat pencernaan pada manusia, anatomi dasar dan fisiologi sistem organ tubuh manusia pintar biologi, ukuran lidah manusia normal blog klinik dokter gigi part 3,

Abstrak Sebagaimana diketahui bahwa proses sterilisasi pada buah sawit diperlukan untuk menon-aktifkan enzim yang dapat memicu terdegradasinyamutu minyak dan inti sawit. Selain itu, juga untuk memudahkan proses pengambilan minyak dan inti sawit dari buah sawit. Dewasa ini, teknologi untuk proses sterilisasi mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Pengembangan teknologi sterilizer tidak hanya sebatas pada bentuk modelnya Contruction saja, akan tetapi juga pada sistim terkontrolnya control system yang menjalankan operasionalnya. Pengembangan teknologi sterilisasi tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari proses sterilisasi itu sendiri. Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan deskripsi mengenai kharakteristik beberapa sterilizer yang ada, yaitu sterilizer jenis konvensional horizontal danmodern. Adapun modernsterilizermeliputi; spherical bola, verticaldan continue. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, diketahui bahwa masing-masing sistim dan teknologi sterilisasi yang ada saat ini memiliki kharakter kelebihan dan keunggulan yang berbeda-beda dalam satu hal yang perlu diperhatikan bahwa apapun bentuk dan jenis sterilizer-nya yang penting adalah prinsip dasar dari proses sterilisasi harus diterapkan secara benar agar diperoleh output yang tinggi dan kehilangan losses minyak dan inti sawit dapat semaksimal mungkin direduksi serta kapasitas olah pabrik dapat tercapai seoptimal mungkin. Kata kunci sterilizer konvensional, sterilizer horizontal, sterilizer vertikal, sterilizer kontinu PENDAHULUAN Sterilisasi adalah proses awal yang dilakukan di pabrik kelapa sawit PKS dengan cara merebus buah sawit menggunakan steam. Tujuan dilakukannya sterilisasi adalah a. Mencegah peningkatan kadar asam lemak bebas FFA yang terjadi akibat aktivitas lipolitik enzimatis dari enzim lipase. Hal ini karena adanya pemanasan pada strerilisasi b. Memudahkan dalam pemipilan mekanis, memudahkan pelepasan brondolan buah dari tandan dengan steam kering. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free KOMPARASI STERILIZER KONVENSIONAL DAN MODERN Muhammad Ansori Nasution1*, Hasrul Abdi Hasibuan2 dan Bagus Giri Yudanto1 1Kelompok Peneliti Rekayasa Teknologi dan Pengolahan Limbah 2Kelompok Peneliti Pengolahan Hasil dan Mutu Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Jl. Brigjend Katamso No. 51, Medan *Email ansoricca Abstrak Sebagaimana diketahui bahwa proses sterilisasi pada buah sawit diperlukan untuk menon-aktifkan enzim yang dapat memicu terdegradasinyamutu minyak dan inti sawit. Selain itu, juga untuk memudahkan proses pengambilan minyak dan inti sawit dari buah sawit. Dewasa ini, teknologi untuk proses sterilisasi mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Pengembangan teknologi sterilizer tidak hanya sebatas pada bentuk modelnya Contruction saja, akan tetapi juga pada sistim terkontrolnya control system yang menjalankan operasionalnya. Pengembangan teknologi sterilisasi tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari proses sterilisasi itu sendiri. Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan deskripsi mengenai kharakteristik beberapa sterilizer yang ada, yaitu sterilizer jenis konvensional horizontal danmodern. Adapun modernsterilizermeliputi; spherical bola, verticaldan continue. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, diketahui bahwa masing-masing sistim dan teknologi sterilisasi yang ada saat ini memiliki kharakter kelebihan dan keunggulan yang berbeda-beda dalam satu hal yang perlu diperhatikan bahwa apapun bentuk dan jenis sterilizer-nya yang penting adalah prinsip dasar dari proses sterilisasi harus diterapkan secara benar agar diperoleh output yang tinggi dan kehilangan losses minyak dan inti sawit dapat semaksimal mungkin direduksi serta kapasitas olah pabrik dapat tercapai seoptimal mungkin. Kata kunci sterilizer konvensional, sterilizer horizontal, sterilizer vertikal, sterilizer kontinu PENDAHULUAN Sterilisasi adalah proses awal yang dilakukan di pabrik kelapa sawit PKS dengan cara merebus buah sawit menggunakan steam. Tujuan dilakukannya sterilisasi adalah a. Mencegah peningkatan kadar asam lemak bebas FFA yang terjadi akibat aktivitas lipolitik enzimatis dari enzim lipase. Hal ini karena adanya pemanasan pada strerilisasi b. Memudahkan dalam pemipilan mekanis, memudahkan pelepasan brondolan buah dari tandan dengan steam kering. c. Melunakkan buah sehingga memudahkan ketika proses digester. Selama sterilisasi, panas harus menembus pericarp dan temperatur cukup untuk periode yang cukup panjang sehingga physico-chemical buah proses ini, air akan keluar dari pericarp, beberapa protein dibekukan, beberapa material getah akan terhidrolisa atau dibekukan dan ini akan memudahkan memudahkan sel minyak selama digester dan mengurangi jumlah emulsifier pada langkah berikutnya. d. Prekondisi untuk biji agar tidak mudah pecah selama proses pengepresan dan pemecahan biji. Penetrasi panas menyebabkan banyak inti menjadi lepas kisut dari cangkang sehingga memudahkan pemisahan biji di silo nut. Selama pressan dari buah di digester, terutama jika proporsi nut dari pericarp tinggi, nut harus mendapat perlakuan mekanik. Jika buah masih panas kemuungkinan cangkang cukup elastis dan menjadi retak bahkan kadang-kadang pecah. Oleh karena itu untuk meminimalisasi kerusakan nut selama pressan buah ketika dipress suhu diatur sekitar 100°C sehingga penetrasi panas cukup untuk menyusutkan inti. Saat ini, teknologi pengolahan minyak kelapa sawit sudah mengalami perkembangan khususnya pada stasiun sterilisasi. Perkembangan yang terjadi meliputi proses pengolahan, sistem kontrol dan jenis sterlisasi yang digunakan. Jika, proses terdahulu sterilisasi menggunakan sistem batch, saat ini sudah ada proses sterilisasi dengan sistem kontinu. Jika dulu orang meninggalkan jenis sterilizer vertikal, saat ini sudah banyak yang menggunakan. Perkembangan lainnya yang terjadi termasuk inovasi dari teknologi yang sudah ada, seperti penggunaan rel sudah digantikan dengan menggunakan indexer system, juga saat ini telah banyak menggunakan alat bantu hidrolik dan pneumatik. Perkembangan teknologi sterilisasi saat ini adalah Hoe and Eng 2010 a. Sterilisasi kontinu pada tahun 2006 ada 29 PKS pada tahun 2008 berjumlah 45 PKS. b. Sterilisasi vertikal pada tahun 2006 7 PKS dan pada tahun 2008 ada 11 PKS. c. Sterilisasi dengan menggunakan Indexer tahun 2006 ada 45 PKS dan pada tahun 2008 ada 71 PKS. d. Spherical Sterilizer sterilisasi bola pada tahun 2007 ada 2 PKS dan pada tahun 2008 ada 9 PKS. e. Sterilisasi otomatis pada tahun 2007 hanya ada 1 PKS dan pada tahun 2008 berjumlah 8 PKS. Pada kajian ini, akan dilakukan komparasi antara teknologi sterilisasi yang ada, meliputi sterilisasivertikal, horizontal dan umum, pengelompokan sterilizer dibagi dalam dua bagian yaitu sterilisasi konvensional dan yang dibandingkan dalam kajian ini adalah kehilangan minyak terdiri dari kehilangan minyak di kondensat dan di tandan kosong tankos serta buah yang tidak terlepas dari tankos, jumlah steam yang digunakan, biaya perawatan dan keselamatan serta kenyamanan operator. JENIS STERILISASI 1. Sterilisasi Konvensional Sterilisasi konvensional adalah sterilisasi yang masih menggunakan lori dan biasanya disebut juga sterlizer horizontal. Hingga kini, Sterilizerjenis ini masih banyak digunakan walaupun keberadaan sudah mulai digantikan dengan jenis sterilizer lainnya seperti verticalmaupun spherical. Sterilizer jenis ini dilengkapi dengan suatu rel internal dan tandan buah diisi dalam lori baja yang beroda dan chasis didorong ke dalam Sterilizer dengan hati-hati. Lori secara normal berisi ton atau terutama di pabrik yang lebih besar ton tandan bahkan saat ini sudah ada mencapai 15 ton per lori. Pada umumnya dua atau lebih Sterilizer diinstall di horizontal dilengkapi dengan pintu yang dapat berputar tunggal atau sebagai alternatif dengan satu pintu pada masing-masing ujungnya. Sterilizer ini juga sudah mulai dikembangkan terlihat akhir-akhir ini perkembangannya diantaranya adalah penggunaan pintu otomatis, penggunaan indexer sebagai pengganti capstand serta penggunaan tipler sebagai pengganti hoisting crane. Gambar 1. Bentuk dan Model CMC / Indexer Sterilizer Gambar 1, menunjukkan konstruksi horizontal sterilizer jenis compact modular concept CMC atau biasa disebut dengan sterilizer jenis indexer. Sebagaimana sterilizer jenis konvensional pada umumnya, proses sterilisasi TBS pada sterilizer ini dilakukan dengan sistim tiga puncak Tripple Peak. Begitu juga dengan tekanan dan lama waktu sterilisasi tidak ada perbedaan seperti halnya pada PKS konvensional. Sterilizer model indexer ini masih menggunakan lori sebagai wadah TBS pada saat sterilisasi, tetapi tidak menggunakan Capstan, bollard, dan transfer carriage, oleh karena itu, panjang sterilizer hanya 12 meter, akan tetapi diameternya lebih besar, yaitu sekitar 3,2m. Proses pemasukan dan pengeluaran dari sterilizer ke Tipper menggunakan hydraulic actuator. Cara pengisian TBS ke lori sebelum proses disterilisasi dan pengumpanan TBS yang telah direbus ke thresher dilakukan pada satu tempat, yaitu; Tipper, sehingga konstruksinya lebih kompak. Mengingat proses pemasukan dan pengeluaran lori dari sterilizer tidak menggunakan tali baja, maka sumber potensi kecelakaan kerja akibat kegagalan pada tali baja dapat dieliminir secara optimal, sehingga aspek keamanan kerja operator lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan tali baja. Hal ini mengingat bahwa, frekuensi kecelakaan paling sering terjadi di PKS adalah di area capstand dan lintasan lori, telah terjadi kecelakaan dengan korban meninggal dunia di beberapa PKS, dengan CMC operator bisa mengoperasikan sebagian besar peralatan cukup dari platform saja hanya pengisian TBS ke lori dari loading ramp yang tidak bisa dilakukan dari platform. Kelebihan yang ada pada sistem sterilisasi horizontal diantaranya adalah tersedianya TBS yang siap diolah sebelum dan setelah sterilisasi sehinga menjamin kesinambungan proses di PKS, memiliki sistem yang simple, konsisten, handal dan dapat menjaga keefektifan biaya. 2. Sterilisasi Modern Jenis sterilisasi modern dalam kajian ini meliputi sterilisasi vertikal, sterilisasi bolaspherical community 2011 dan sterilisasi kontinu. Sterilisasi vertikal adalah sistem sterilisasi dengan menggunakan vessel yang tegak atau dapat dikatakan sterilizer konvensional yang masa lampau, sistem sterilisasi vertikal sempat ditinggalkan dan digantikan oleh sistem ini dikarenakan sistem sterilisasi vertikal memiliki kapasitas yang sedikit terbatas, sering terjadi tumpat pada saat pengeluaran TBS yang telah direbus dan juga banyak kehilangan minyak di tankos dan air pada saat ini permasalahan tersebut sudah dapat diatasi. Sistem vertikal sudah dapat digunakan untuk mengolah hingga kapasitas lebih dari 25 ton TBS untuk satu sterilizer dulu maksimum di 6-8 ton, ketumpatan TBSpada saat unloading juga dapat dihindari dengan penggunaan auger/screw, kehilangan minyak sudah dapat dihindari dengan adanya inovasi proses dimana minyak di kondensat dan tankos dapat di kutip kembali dengan menambah beberapa alat. Sterilisasi kontinu merupakan salah satu inovasi teknologi sterilisasi yang baru diterapkan pada pabrik kelapa ini beroperasi pada tekanan atmosferik dengan tekanan sekitar 1 bar. Gambar 2. Ilustrasi Proses Sterilisasi Pada Continuous Sterilizer Gambar 2, menunjukkan urutan proses sterilisasi pada continuous sterilizer, di mana seluruh jalur proses berlangsung secara sinambung terutama proses sterilisasi tidak ada lagi sistim perebusan secara intermiten batch. Sebelum dimasukkan ke dalam BUNCH BUNCH CONDITIONERCONDITIONERINLET FLAP VALVEINLET FLAP VALVEOULET FLAP VALVEOULET FLAP VALVELIVE STEAM LIVE STEAM INJECTIONINJECTIONTWO DECK TWO DECK CONVEYORCONVEYOR sterilizer, ukuran TBS direduksi dengan cara membelahnya pada alat bunch condition untuk memperkecil ukuran tandan sehingga memudahkan penetrasi uap ke bagian tengah TBS pada saat proses sterillisasi. Sterilisasi dilakukan dengan live steam pada kondisi tekanan atmosferik dan TBS yang disterilisasi bergerak secara terus menerus melalui sebuah conveyor didalam sterillizer. Kondisi ini berbeda dengan sterilisasi lain yang biasanya beroperasi pada tekanan 3 bar. Jarak panjang jalur sterilisasi untuk antara 50 hingga 150 meter tergantung kepada kapasitas yang diinginkan. Keunggulan sistem kontinu adalah jumlah pekerja yang lebih sedikit, biaya operasi dan perawatan lebih rendah, pengoperasian sterilizer yang lebih mudah, lebih mudah dalam hal pengawasan dan menjadikan proses di PKS menjadi sistem otomatik, lebih aman untuk operator. Jenis sterlisasi lainnya juga sudah diaplikasikan di pabrik kelapa sawit diantaranya adalah sistem tilting sterilizer. KOMPARASI STERILISASI BERDASARKAN PARAMETER Komparasi antara teknologi sterilisasi dalam kajian ini mengikuti beberapa aspek diantaranya adalah a. Biaya investasi Biaya investasi untuk setiap teknologi memiliki modern saat ini tidak memerlukan lori, rel, transfer carriage, capstan, bollard, hoisting crane, tipper bahkan traktor sehingga memerlukan areal yang lebih sedikit. Walaupun teknologi modern tidak memerlukan peralatan diatas, tetapi menurut beberapa sumber teknologi sterilisasi kontinu dan vertikal memiliki biaya investasi yang lebih besar. Beberapa penyebab yaitu terbatasnya perusahaan pembuat, ahli, peralatan dan aksesoris yang lebih banyak serta adanya biaya paten yang harus dibayarkan. Biaya investasi yang rendah biasanya akan menjadi pilihan apabila tidak memperdulikan faktor atau aspek lainnya. b. Biaya Operasi dan Perawatan Alat Biaya operasi dan perawatan alat dipengaruhi oleh sistem operasi yang digunakan. Jika sistem operasi yang digunakan adalah automated maka biaya operasi akan lebih sedikit bila dibandingkan menggunakan sistem manual. Tetapi, hal ini akan terjadi sebaliknya jika dibandingkan dalam hal biaya perawatan. Biaya perawatan akan lebih tinggi jika menggunakan automatic. Automatic biasanya banyak menggunakan sistem hidrolik maupun semua tipe sterilisasi dapat digunakan sistem automatic maupun sistem manual. Faktor lain dalam biaya perawatan alat adalah jumlah moving part. Semakin banyak moving part suatu sterilizer akan membawa semakin besar biaya perawatan, khususnya biaya pergantian alat karena konvensional diketahui memiliki moving part relatif lebih banyak dibandingkan dengan modern. Pada sterilizer konvensional moving part yang cukup sering diganti adalah lori, roda, as dan kerangka dasar lori. Pada sterilisasi vertikal, gland packing dishaft auger ke gearbox sering bocor, sehingga steam bocor didaerah tersebut. Ada juga masalah kerusakan auger walaupun sudah diantisipasi dengan menggunakan sejenis payung ketika akan masuk. Sterilizer bola, sterilizer ini diketahui memiliki kekuatan tinggi, volume serta permukaan besar, steam yang digunakan lebih sedikit, panas yang hilang lebih sedikit, areal lebih sedikit karena desain dapat dibuat bertingkat, tidak memerlukan penghubung antara TBS dan sterilizer, tingkat kebersihan/housekeeping yang besar dan jumlah operator lebih sedikit. c. Throughput Produktivitas Throughput dipengaruhi oleh waktu operasi. Waktu operasi meliputi waktu proses sterilisasi termasuk waktu penahanan steam dan pemasukan steam dan waktu pemasukan dan pengeluaran loading dan unloading. Semakin singkat waktu operasi akan menghasilkan troughput yang tinggi. Sterilisasi konvensional horizontal diketahui memiliki waktu operasi sekitar 100 hingga 120 menit waktu proses 90-110 menit, ini hampir sama dengan waktu sterilisasi pada tipe vertikal. Kedua sistem ini memiliki waktu lebih lama dibandingkan dengan sterilisasi kontinu. d. Ketersediaan dan Kehandalan Ketersediaan dan kehandalan suatu teknologi sangat diperlukan. Ketersediaan yang tinggi akan memudahkan dalam menghadapi masalah kerusakan khususnya untuk melakukan perbaikan alat. Kehandalan akan membawa ketahanan alat sehingga dari keduanya akan menurunkan down-time yang disebabkan oleh alat dan faktor manusia operator. e. Kehilangan Minyak Pada sterilisasi vertikal kehilangan minyak diketahui lebih banyak dibandingkan sterilisasi horizontal. Kehilangan minyak akan terjadi pada air kondensat dan tankos. Hal ini karena pada sterilisasi vertikal kontak antara kondensat dengan TBS lebih banyak dan lebih lama dibandingkan dengan itu pada vertikal terjadinya tekanan berlebih pada bagian bawah sterlizer. Kondisi ini akan menyebabkan pada TBS yang berada di bagian bawah akan terjadi bonyok dan mengeluarkan minyak karena ada efek tekanan dari bagian atas. Saat ini, kehilangan minyak di tankos dan air kondensat pada teknologi sterilisasi modern telah dapat diantisipasi dengan membuat alat press tankos dan pengutipan minyak di kondensat. f. Keseragaman TBS yang disterilisasi Keseragaman TBS yang sterilisasi dipengaruhi oleh distribusi steam keseluruh TBS. Distribusi steam yang tidak merata akan menyebabkan buah masak menjadi tidak seragam. Pada sterilizer vertikal keseragaman TBS yang disterilisasi dapat dikatakan lebih tidak seragam jika dibandingkan dengan sterilisasi horizontal apalagi dibandingkan dengan sterilisasi tekanan dari TBS bagian atas terhadap TBS bagian bawah menyebabkan TBS bagian bawah lebih sedikit berbeda dengan bagian sterilizer horizontal, ketidakseragaman TBS yang disterilisasi jarang terjadi. Ketidakseragaman akan terjadi apabila distribusi steam didalam sterlizer sudah tidak baik. Sedangkan untuk sterilisasi kontinu keseragaman buah lebih tinggi karena kondisi pada setiap bagian sterilizer adalah sama. g. Tenaga listrik diperlukan Semakin banyak jumlah dan semakin besar motor listrik yang otomatis akan memerlukan tenaga listrik semakin besar. Motor listrik umumnya digunakan untuk menggerakan conveyor, pompa hidrolik dan pneumatik. Sterilizer modern yang fully automated biasanya banyak menggunakan konveyor dan pompa hidrolik maupun pneumatik. Sehingga sterilisasi modern akan memerlukan tenaga listrik yang lebih besar. Dalam hal ini, semakin banyak tenaga listrik digunakan akan semakin sedikit tenaga operator diperlukan. h. Limbah yang dihasilkan Limbah yang ada pada sterilizer terdiri dari air kondensat dan tandan kosong. Semakin banyak steam yang digunakan akan menghasilkan volume air kondensat yang semakin besar. Sterilisasi modern memerlukan steam yang lebih sedikit sehingga menghasilkan kondensat yang lebih sedikit dibandingkan dengan sterilisasi konvensional pada sterilisasi konvensional horizontal menghasilkan kandungan minyak di kondensat yang lebih rendah dibandingkan dengan sterilisasi modern. i. Kenyamanan dan Keselamatan Operator Penggunaan sistem hidrolik dan pneumatik membuat kerja operator semakin sedikit dan semakin mudah serta kontak operator dengan sterilizer semakin berkurang. Sterilizer otomatis dengan keamanan interlock antar peralatan menjadikan tingkat safety sterilizer semakin tinggi. Sterilizer konvensional horizontal sering terjadi kecelakaan kerja yang disebabkan pintu sterilizer lepas, putusnya tali capstand dan lain-lain. Selain itu anjloknya lori didalam sterilizer juga sering terjadi apalagi kondisi rel dan lori yang sudah haus. Kondisi ini tidak akan terjadi pada sterilizer modern vertikal, sehingga tingkat safety dan kenyamanan operator pada sterilizer modern lebih tinggi dibandigkan dengan sterilizer konvensional horizontal. j. Perlakuan yang baik kepada TBS dalam menghindari kerusakan Selain keseragaman buah yang tidak merata yang disebabkan adanya tekanan yang dialami TBS pada bagian bawahjuga akan mengalami bantingan pada saat pengisian kedalam sterilizer pada sterilisasi vertikal. Tinggi bantingan beragam dan tergantung dengan tinggi sterilizer. Bantingan buah pada sterilizer horizontal hanya terjadi pada pengisian TBS kedalam lori, sedangkan pada sterilisasi kontinu hampir tidak terjadi bantingan yang dialami oleh TBS. k. Luas area diperlukan Perbedaan mendasar antara sterilizer vertikal dibanding dengan sterilisasi horizontal yang paling penting adalah ruang kosong antar lori dan diatas lori. Karena adanya ruang kosong ini, sterilizer horizontal lebih banyak memerlukan luas areal. Belum lagi alat pendukung, untuk sterilizer horizontal memerlukan rel sebagai tempat pergerakan lori yang memerlukan areal yang cukup luas. Kondisi berbeda terjadi pada sterilizer vertikal, luas areal tidak banyak sterlizer lebih memerlukan ruang lebih besar di areal atas atap jadi lebih tinggi.Sedangkan sterilizer kontinu bisa dilakukan bertingkat sehingga tidak banyak memerlukan areal. Dari uraian di atas, komparasi teknologi sterilisasi disajikan pada Tabel 1 dibawah ini. Tabel 1. Komparasi tipe-tipe sterilizer Kehilangan minyak di tankos Kehilangan minyak di kondensat Kehilangan minyak di drab akhir Rendah tetapi terkadang memiliki unit recovery sendiri Besar tapi fluktuasi tergantung operator Besar terkadang fluktuatif tergantung ukuran dan berat TBS KESIMPULAN Tidak ada suatu teknologi yang direkayasa, bahkan menyandang predikat yang paling mutakhir pun tidak memiliki suatu kelemahan. Setiap teknologi mempunyai kelemahan dan keunggulan masing-masing. Teknologi yang paling canggih sekali pun, bila sumber daya manusia SDM dan kondisi lingkungan tidak mendukung untuk dioperasikan pada kondisi normalnya, maka tidak akan memberikan manfaat yang berarti, justru malah akan menjadi sumber pemborosan. Teknologi yang dapat memberikan manfaat optimal adalah teknologi yang tepat guna. Artinya bahwa, pemilihan teknologi tersebut harus mempertimbangkan spesifik lokasi dan berguna untuk dapat meningkatkan produktivitas kinerja unit pengolahan. Teknologi tepat guna jangan disalah artikan bahwa teknologi yang diterapkan tersebut adalah teknologi konvensional, akan tetapi lebih mengarah pada strategi pemilihan teknologi yang tepat untuk diimplementasikan sesuai spesifik lokasi. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa setiap teknologi memiliki karakter yang berbeda-beda dan penerapannya tergantung perspektif dan orientasi dari owner. Seperti halnya jenis sterilisasi modern yang memiliki orientasi pada peningkatan safety dan kenyamanan comfortable dalam operasionalnya, membutuhkan areal yang relatif lebih sedikit compact dibandingsterilisasi jenis konvensional horizontal sterilizer. Kelemahan pada masing-masing teknologi dapat diatasi dengan berbagai macam cara. Diantaranya adalah dengan penambahan alat dan penggunaan air kondensat sebagai air pengencer di stasiun dilihat dalam aspek kualitas dan kuantitas minyak sawit yang dihasilkan masing-masing teknologi memiliki sedikit perbedaan. Yang terpenting adalah cara perebusan dilakukan dengan benar sehingga output dihasilkan tinggi dan kehilangan minyak pada tankos rendah serta kapasitas olah pabrik tercapai. DAFTAR PUSTAKA Community, Palm Oil 2011. "Sterilizer Bola." Retrieved 6 September, 2011, from Department of Environment Malaysia, M. o. S. T. a. T. E., Malaysia 1999. Industrial Processes and The Environment. Hoe, L. K. and T. G. Eng 2010. Latest Development In Palm Oil Milling Technology. International Oil Palm Conference, Yogyakarta. Uwa 2008. "Vertical Sterilizer." 2011. In the palm oil processing, one of the most important stages is boiling the fresh fruit bunches or sterilization, because it greatly determines the yield and quality of the CPO produced. The purpose of this study was to analyze the selection of sterilizer technology by considering the sustainability factor. A case study was conducted at PTPN V which is planning to expand its production capacity. The data used in this study consisted of primary data and secondary data. Primary data obtained from distributing questionnaires, interviews and field observations. Respondents of this study were stakeholders of the palm oil mill and PTPN V. This research combines qualitative and quantitative approaches. Qualitative analysis was conducted to describe the sterilization technology for processing fresh oil palm fruit bunches into CPO. Financial viability is evaluated based on the best sterilization technology recommendations. The results of the analysis recommend horizontal sterilized-indexer technology as a priority, followed by vertical sterilization technology and continuous sterilization technology. By paying attention to the sustainability criteria, the PKS design is integrated with PKO. This integration has implications for energy efficiency, kernel transportation, other utility facilities, and even a number of work units and personnel. The investment for the construction of PKS with a capacity of 45 tons/hour using horizontal-indexer sterilization technology requires a fund of IDR billion were declared feasible with an IRR of a positive NPV, a B/C ratio of and a PBP of 6 years and 5 months. The results of the sensitivity analysis to the assumption of an increase in production costs of 6 percent have not changed the recommendation, as well as a decrease in factory processing capacity by 6 has not been able to resolve any references for this publication.

. 490 133 172 205 146 165 399 102

bagian bagian sterilizer dan fungsinya